Kronologi Masuknya Islam di Indonesia

 Kronologi Masuknya dan Berkembangnya Islam di Indonesia

Setelah berkembangnya di seluruh Jazirah Arab, agama Islam segera menyebar ke Eropa (Spanyol), Asia Selatan (India) dan Asia Barat. Sejak sebelum datanya Islam ke kawasan Asia Selatan, antara India dan Cina telah terjalin hubungan pelayaran dan perdagangan melalui perairan Indonesia. Para pedagang Islam yang berasal dari Gujarat (India) pun banyak yang singgah ke Indonesia. Merekalah yang terutama membawa agama Islam ke Indonesia.

Sebagian ahli berpendapat bahwa para pedagang Arab telah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia sejak perkembangan kerajaan Sriwijaya abad ke-7 Masehi. Wilayah Indonesia yang pertama kali menerima pengaruh Islam adalah daerah pantai Sumatra Utara atau wilayah Samudra Pasai. Wilayah Samudra Pasai merupakan pintu gerbang menuju wilayah Indonesia yang lainnya.

Dari Samudra Pasai, agama Islam menyabar ke Malaka kemudian ke Pulau Jawa juga melalui kegiatan perdagangan. Penyebaran itu tidak hanya dilakukan oleh pedagang asing, tetapi juga dilakukan oleh para pedangan Indonesia sendiri yang telah beragama Islam. Pada abad ke-7 Masehi itu pula agama Islam sudah masuk ke Pulau Jawa di wilayah pantai Utara.

Masuknya agama Islam ke Pulau Jawa pada abad ke-7 Masehi didasarkan pada berita dari Cina masa pemerintahan Dinasti Tang. Berita ini menyatakan tentang adanya orang-orang Ta'shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Kaling di bawah pemerintahan Ratu Sima (674 Masehi). Adanya makam wanita muslimah bernama Fatimah Maimun di Leran, Gresik, Jawa timur yang berangka tahun 1082 juga membuktikan bahwa pada abad ke-11 Masehi agama Islam telah dianut oleh sebagian masyarakat di pesisir utara Jawa.

Sedangkan adanya berita dari Marcopolo (1292), batu nisan kubur Sultan Malik al Saleh yang berangka tahun 1297 di Samudra Pasai dan berita dari Ibnu Battuta (1345), membuktikan bahwa antara abad ke-13-14 Masehi agama Islam telah berkembang di wilayah Sumatra.



Oleh karena Islam masuk ke Indonesia melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan, maka masyarakat pesisir adalah yang paling awal menerima pengaruh agama Islam. Agama Islam kemudian dapat menyebar dari pesisir hingga meluas ke daerah pedalaman karena adanya saluran-saluran Islamisasi, yang meliputi perdagangan, perkawinan, pendidikan, dan seni budaya.

1. Saluran Perdagangan

Melalui kegiatan perdagangan, seorang pedagang pantai yang telah beragama Islam mengenalkan agamnya kepada pedagan dari pedalaman yang belum memeluk agama Islam, Diantara pedagang dari pedalaman tersebut ada yang tertarik, kemudian menyatakan diri memeluk agama Islam. Setelah kembali ke daerah asalnya di pedalaman, ia mengenalkan agama islam kepada keluarga dan masyarakat sekitar.

2. Saluran Perkawinan

Proses penyebaran agama Islam yang dilakukan dengan cara seorang yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga akhirnya pasangannya itu menganut agama Islam. Pada tahap awal perkembangan Islam di Indonesia, perkawinan dapat menjadi salah satu saluran Islamisasi yang cukup efektif.

3. Saluran Dakwah

Proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara memberi penerangan tentang agama Islam, seperti yang dilakukan oleh para Wali Songo dan ulama lainnya. Dalam mengenalkan dan menyebarkan Islam, para wali dan ulama menggunakan cara-cara yang sangat bijaksana. Pada umumnya mereka sangat toleran dengan budaya atau tradisi masyarakat yang telah ada. Para wali juga sering menggunakan media kesenian dalam dakwah, sehingga dapat menarik simpati masyarakat.

4. Saluran Pendidikan

Saluran Islamisasi melalui pendidikan, terutama dilakukan dalam pondok-pondok pesantren. Siswa pondok pesantren disebut santri. Melalui pondok-pondok pesantren dicetak kader-kader juru dakwah yang akan menyebarkan Islam di daerah masing-masing kelak setelah mereka lulus menimba ilmu agama.

Pada mulanya pondok pesantren hanya terdapat didaerah pesisir. Namun, diantara para santrinya ada yang datang dari daerah pedalaman. Setelah kembali mereka juga mendirikan pesantren di daerahnya. Akhirnya, agama Islam dapat menyebar ke pedalaman melalui kegiatan pendidikan ini.

5. Saluran Seni Budaya

Seni budaya, seperti wayang kulit, sekaten dan seni sastra, dapat menjadi saluran Islamisasi karena sering dijadikan media dalam penyebaran Islam pada tahap awal perkembangannya di Indonesia. Anggota Wali Songo yang sering menggunakan media wayang kulit untuk berdakwah adalah Sunan Kalijaga. Dalam setiap pementasan, Sunan Kalijaga meminta imbalan kepada para penonton berupa ucapan dua kalimat syahadat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Make Money with Infolinks

SEO Stats powered by MyPagerank.Net