Mengatasi tubuh lelah

Mengubah beberapa kebiasaan dapat menciptakan perbedaan besar untuk membuat tubuh lebih bertenaga.

Masing-masing dari kita pasti merasa lelah setelah seharian bekerja. Namun, rasa lelah itu tak selalu akibat dari pekerjaan yang menumpuk, melainkan pola hidup yang kurang teratur.

Waktu istirahat yang kurang cukup, pola makan yang tidak teratur, serta kebiasaan merokok disebut oleh Ade Rai sebagai faktor-faktor penyebab tubuh menjadi lelah. Dengan berolahraga, kita dapat memperbaiki faktor-faktor tersebut.

Rutin berolahraga

"Rutin berolahraga, menerapkan pola diet yang benar dan lengkap, istirahat yang cukup, membuat tubuh lebih bugar dan tidak mudah lelah," kata Ade Rai dalam buku berjudul Mulailah Dengan Memperbaiki Gaya Hidup.

Menurut Ade Rai, dengan bentuk tubuh proporsional dan kesehatan tubuh yang baik, produktivitas kerja menjadi meningkat tajam. "Sehingga tugas bisa terselesaikan dalam waktu yang lebih singkat," ~ kata Ade Rai.

Dia berpesan supaya kita jangan takut untuk berolahraga. Sekali pun tubuh dalam keadaan lelah. Sebab, awalnya melakukan olahraga akan menjadi sebuah tantangan. Tapi, hal tersebut tidak berlangsung lama.

"Tubuh akan dengan cepat menyesuaikan diri terhadap tingkat aktivitas yang baru," kata Ade Rai.

Makanan Penambah Energi

Selain dengan berolahraga, adapun makanan yang dapat membantu mengembalikan energi Anda setelah lelah beraktifitas, antara lain:

Adapun makan dan minuman yang perlu Anda hindari, antara lain:

#Minuman Keras

Batasi konsumsi minuman keras agar Anda mendapatkan istirahat yang berkualitas. Mengonsumsi anggur dalam jumlah terbatas memang dapat membuat Anda mudah tertidur. Namun keesokan harinya Anda justru akan merasa kelelahan.

#Kafein

Kafein dalam kopi,  minuman bersoda, maupun teh yang dikonsumsi 3-6 jam sebelum tidur dapat membuat Anda sulit tidur dan berpeluang mendadak terjaga di tengah malam. Berhenti mengonsumsi kafein secara bertahap adalah cara terbaik untuk tetap berenergi sepanjang hari. Anda mungkin justru akan merasa lemas dan sakit kepala saat tidak mengonsumsi kafein. Kondisi ini hanya bersifat sementara.