Mengenal Sejarah Kerajaan Makassar
Mengenal Sejarah Kerajaan Makassar |
- Mengenal Sejarah Kerajaan Makassar
Kerajaan Makassar semula terdiri atas dua kerajaan, yaitu kerajaan Gowa dan Tallo. Kedua kerajaan ini kemudian digabung menjadi satu, dengan nama kerajaan Gowa Tallo. Masyarakat menyebutnya kerajaan Makassar, karena memang letaknya di Makassar.Setelah Gowa dan Tallo disatukan, Raja Gowa, Daeng Manrabia, menjadi raja dengan gelar Sultan Alaudin, sedangkan Raja Tallo Karaeng Matoaya, menjadi perdana menteri dengan gelar Sultan Abdullah. Letak kerajaan Gowa Tallo sangat strategis, yaitu sebagai penghubung pelayaran dari Malaka dan Jawa ke Maluku. Kerajaan Makassar memiliki pelabuhan Sombaopu yang berfungsi sebagai pelabuhan transito. Pelabuhan ini dijadikan tempat pergudangan rempah-rempah yang berasal dari Maluku. Para pedagang Jawa dan Malaka yang tidak sempat ke Maluku, cukup mengambil rempah-rempah dari pelabuhan Sombaopu.
Kerajaan Makassar dapat berkembang menjadi pusat perdagangan karena didorong oleh faktor-faktor sebagai berikut:
- Letaknya strategis, yaitu sebagai penghubung pelayaran Malaka dan Jawa ke Malaku.
- Letaknya di muara sungai, sehingga lalu lintas perdagangan antar daerah pedalaman berjalan baik.
- Di depan pelabuhan terdapat gugusan pulau kecil yang berguna untuk menahan gelombang.
- Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis mendorong para pedagang mencari daerah atau pelabuhan yang menjualbelikan rempah-rempah.
- Kemahiran penduduk Makassar dalam berlayar dan membuat kapal.
Sultan Hasanuddin terkenal dengan sikapnya yang anti VOC. Dengan tegas ia menyatakan bahwa Makassar tidak mengakui monopoli perdagangan VOC. Sikap tegas Makassar ini memancing kemarahan Belanda. Ketika Raja Bone, Aru Palaka, meminta bantuan untuk menyerang Hassanudin karena wilayahnya dimasukkan ke Makassar, dengan cepat Belanda menyambutnya.
Makassar kemudian mendapat serangan gabungan Belanda dan Aru Palaka. Belanda menyerang dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka menggempur dari darat. Oleh karena tekanan yang demikian berat, akhirnya Makassar terpaksa mendatangani Perjanjian Bongaya (1667).
Pada tahun 1669 Makassar menyerah kepada Belanda. Menyerahnya Makassar terhadap Belanda membawa beberapa akibat sebagai berikut:
- Peranan Makassar sebagai pusat pelayaran dan perdagangan di Indonesia Timur berakhir.
- Belanda menguasai Makassar dan mendirikan benteng Niew Rotterdam.
- Pejuang Makassar banyak yang pergi ke luar daerah untuk melanjutkan perjuangannya melawan Belanda.
Baca juga tentang Kerajaan Kutai, yang merupakan kerajaan-kerajaan hindu-budha di Indonesia.