Peradaban Lembah Sungai Nil
Peradaban sungai nil |
Herodotus mengatakan bahwa Mesir merupakan hadiah dari Sungai Nil. Penduduk daerah ini hidupnya tergantung pada air Sungai Nil. Pada musim gugur terjadilah banjir yang meggenangi tanah di kanan-kirinya, sedangkan di muaranya terjadi sebuah delta yang sangat subur.
Penduduk membuat saluran untuk mengatur pembagian air yang
dikerjakan oleh masyarakat dan diatur oleh satu kekuasaan yang ditaati bersama
oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan Mesir menjadi daerah pertanian yang subur.
a. Kepercayaan
Masyarakat Mesir memiliki kepercayaan yang
bersifat plitheisme. Adapun dewa yang tertinggi adalah Dewa Ra.
Dewa-dewa yang dilambangkan binatang,
antara lain sebagai berikut:
- Toth : Merupakan dewa kearifan dan pengetahuan, pencipta tulisan, juru tulis resmi di akhirat.
- Knun : Sebagai pencipta, digambarkan sebagai domba jantan.
- Anubis: Sebagai dewa penjaga akhirat berkepala anjing, penjaga semua makan dan kuburan.
- Basset : Dewa delta Sungai Nil, berwujud burung rajawali.
b. Pemerintahan
Mesir memasuki zaman pradinasti pada tahun
3200 SM. Pada waktu itu Mesir terpecah belah menjadi wilayah kecil-kecil yang
disebut dengan nomes. Nomes ini dapat berbentuk sebuah desa atau Negara kota
yang dipimpin oleh kepala suku. Pada tahun 4000 SM nomes-nomes tersebut
bergabung menjadi dua kerajaan besar yaitu Mesir Hilir dan Mesir Hulu.
Raja Mesir yang memerintah berkuasa sejak awal hingga
akhir disebut dengan Fir’aun. Untuk menunjukan rasa hormat, rakyat memanggil
rajanya Fir’aun. Kedudukan Fir’aun diperoleh secara turun-temurun. Fir’aun
harus orang yang pandai serta mengusai berbagai pengatahuan dan keterampilan.
Cara yang dilakukan untuk mendidik calon
Fir’aun, ia dididik sebagai wasir (perdana menteri) pengawas pekerjaan umum.
Kedudukan Fir’aun yang didukung oleh pendidikan tinggi menempatkan Fir’aun
sebagai orang yang serba bisa dalam menangani berbagai masalah.
Dalam perkembangannya selanjutnya, muncullah
seorang raja yang kuat dari Kerajaan Mesir Hulu yang bernama Menes. Beliau
berhasil menyatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir dan merupakan pendiri dinasti
pertama di Mesir.
c. Sistem pertanian dan pengairan
1. Pertanian
Negara mesir disebut hadiah Sungai Nil karena kesuburan tanah negeri ini semata-mata adalah berkat adanya Sungai Nil yang banjir setuap tahun dan meninggalkan lumpur yang subur. Oleh karena itu, sumber pokok kehidupan rakyat Mesir dengan memanfaatkan tanah subur Lembah Sungai Nil adalah bercocok tanam.2. Pengairan
Sebagai daerah pertanian yang luas dan subur, masyarakat Mesir sangat tergantung pada pengairan Sungai Nil.
d. Seni Bangunan
Bangunan rumah-rumah penduduk di tepi Sungai
Nil dibuat dari lempengan lumpur. Karena bagunannya sangat sederhana, maka
bangunannya mudah rusak dan hancur. Makam, dan bendungan ditata dengan indah,
terlihat dari bagunan kuil, piramida, dan tugu-tugu peringatan. Seni bangunan
yang dianggap sudah maju, yaitu sebagai berikut:
- Piramida
- Kuil
e. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1. Matematika
Orang
Mesir telah mengenal empat dasar hitungan yaitu penambahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian.
2. Kedokteran dan Pengobatan
Dalam
bidang kedokteran cara pengobatan masih berbaur dengan ilmu sihir. Menurut
orang Mesir, penyakit yang dideritanya adalah akibat dosa. Edwin Smith
menemukan buku tentang pengobatan untuk mengatasi cidera. Ebres menemukan buku
yang isinya tentang pembedahan, anatomi tubuh, kedokteran, dan farmasi.
f. Aksara
Tulisan yang digunakan bangsa Mesir disebut dengan
hieroglif, aksaranya disebut dengan piktograf.
g. Astronomi
Pengalaman orang Mesir dalam memperkirakan musim dan
menghitung peredaraan matahari disusun dalam kalender. Perhitungan kalender
Syamsiyah ditetapkan 360 hari dalam setahun. Kalender Syamsiyah terdiri dari 12
bulan dalam setahun dengan rincian 30 hari dalam satu bulan.